Monday 1 August 2016

BERITA ORANG HILANG Di BANDA ACEH

Maraknya kejahatan di setiap daerah membuat kekhawatiran terutama para orang tua terhadap anak-anaknya, banyak motif dan modus kejahatan. penulis sendiri mendapat cerita dari sebuah tulisan di akun fb yang pernah kehilangan adiknya. tulisan ceritanya yang sangat bagus dan ceritanya yang sangat menarik membuat penulis merasa tertarik untuk meng-copasnya di blog ini. admin sudah meminta izin pada pemilik akun di FB yang beralamat di Banda Aceh. semoga Kisah Nyata dari tulisan beliau dapat menjadi pelajaran bagi kita semua. 

 Berikut adalah tulisan beliau...??

mengingat banyak yang meminta untuk men-sharing tentang kasus hilangnya adik kami beberapa hari yang lalu, saya memutuskan menulis ini. yaa hitung-hitung dapat menjadi pelajaran untuk kita semua.

sebenarnya agak bingung harus memulai dari mana, berhubung cerita demi cerita yang saya dapat dari awal juga agak sedikit random.

dimulai dengan sms yang masuk ke hp saya pada tanggal 5 Juni, dari bunda saya, mengabarkan bahwa anak ke duanya, adik sepupu saya, M. Khairil Anas, telah 6 hari tidak pulang ke rumah.
tentu saja saya kaget.  6 hari? dan kami baru mendapat kabar itu?\

 saya langsung menelpon bunda saya dan menanyakan bagaimana kronologi kejadiannya. lalu bunda mulai bercerita;

hari itu, hari selasa 31 Mei, Khairil sedang duduk-duduk santai di depan TV ketika tiba-tiba ia tersentak kaget, seperti ada yang memanggil, padahal tidak ada satu orang pun yang memanggilnya.
ia langsung bangun dan berkata pada ibunya, "Mak, piringnya nanti waktu pulang aja kami cuci ya." katanya dengan agak tergesa. Kebetulan hari itu adalah jatah dia yang mencuci piring d rumah.
lalu ia langsung bergegas mengambil kunci motornya dan keluar.

hingga malam tiba, dia tidak juga pulang dan bahkan tak ada kabar sama sekali darinya.tentu saja ibunya khawatir, belum pernah sebelumnya ia bersikap demikian.

ibunya mencoba menelpon nomor hp nya, namun bukan Khairil yang menjawab. Hp itu dititipnya pada sebuah kios d sekitar Lambaro, Banda Aceh.

Setelah mendengar itu, saya langsung membuat berita kehilangan dan membagikan berita itu melalui media sosial. saya juga men-share-kannya ke semua group BM dan WA yang ada d Hp saya.

Kecemasan semakin menjadi, karena ini telah satu minggu sejak ia tak pulang ke rumah.

Potongan-potongan cerita mulai terkumpul. Usut punya usut, ada seorang lelaki yang sering bersama dengan khairil dan teman-temannya. Lelaki itu agak sedikit “lain”; sudah dewasa namun tingkah lakunya masih seperti anak-anak. Yaa, dia agak... maaf kata, seperti bodoh.

Namun ada cerita lain dibalik “kebodohan” itu. Menurut cerita yang didapat dari penduduk setempat, Gam Cut, demikian ia sering dipanggil, dapat mengunyah kertas, lalu kertas itu menjadi uang.
Ya, dia punya “banyak uang”.

Banyak kawan-kawan sebanya khairil yang meminta uang padanya: tentu saja dia tidak memberikannya.

Selain itu, dulu dia memiliki “ilmu”... Mmm... saya kurang tau harus mengatakan ilmu apa itu, ya.. katanya dia dapat “menyembuhkan” orang “sakit”. Namun karena keluarganya mematok harga pada setiap “pasien” yang datang, “ilmu”nya itu hilang. Tetapi setahun sekali “Ilmu” itu kembali, dan dia menjadi “aneh”. Dia akan “menculik” anak lelaki usia tanggung yang disukainya, seperti Khairil.

Kairil ini... ia tidak pernah meminta uang dari lelaki tersebut. Tidak pernah sekali pun. Kalau Gam Cut memintanya untuk menghitung uangnya, Khairil hanya menghitung saja. Anak ini memang tidak pernah menerima uang dari orang lain selain keluarganya, kalau ada yang memberikan uang untuknya tanpa sebab, ia pasti tidak mau menerimanya.

Bukan tanpa sebab Gam Cut menyukai Khairil. Dia tidak pernah menganggunya seperti anak2 yang lain.
Siang itu juga, hari ketika Khairil tidak pulang untuk pertama kalinya. Gam Cut melihat Khairil pergi dengan sepeda motornya, ia langsung memanggil-manggil khairil. Namun Khairil tidak mendengarnya. Gam Cut menangis dengan keras seperti anak-anak sambil berkata, “Sayang abang... sayang abang...”

Ia terus menerus mengulang-ngulang itu sambil menuju ke rumah khairil. Sesampainya di rumah Khairil dia masih saja mengulang-ngulang “sayang abang... sayang abang...”
Ibunya khairil tentu saja bingung. Lalu mencoba menelpon Khairil, tapi tidak diangkat. Kemudian ibunya menghubungi Kiki, anak pertamanya, abang khairil.
Kiki pulang dan berusaha membujuk Gam Cut. Tapi tidak ada hasil. Dia terus menangis.
Akhirnya Kiki keluar mencari Khairil di tempat biasanya dikunjungi khairil. Tidak lama kemudian Khairil pulang, lalu membujuknya sambil menyuapinya makan, baru setelahnya ia berhenti menangis.
Setelah tenang, Gam Cut pergi, dan Khairil bersantai di depan TV, sebelum tiba-tiba dia tersentak dan pergi hingga berhari-hari itu.

Keluarga telah berupaya sekuat tenaga untuk menemukan Khairil, hingga akhirnya berita kehilangannya dimasukkan ke koran. Pernah ada temannya yang melihatnya di Lambaro setelah dua hari ia tak pulang, namun keadaan khairil seperti linglung seolah tak mengenal temannya itu. Pernah juga ada yang melihatnya di Sibreh, namun ketika keluarganya tiba disana, mereka menghilang.

Hingga akhirnya pada suatu malam, itu adalah hari ke 8 dia menghilang, Ayah Khairil ditelp oleh seorang anak lelaki, kira-kira kelas 5 atau 6 SD, mengabarkan bahwa mereka terlihat di salah satu mesjid di Lampeunerut. Awalnya ayah Khairil sempak kesal, menyangka kalau itu adalah anak-anak yang iseng. Ia dan beberapa keluarg adatang menjumpai anak tersebut d SPBU Lampeunerut. Lalu menanyakan kepada mereka bagaimana mereka bisa tau berita itu, anak tersebut mengeluarkan guntingan berita koran tentang kehilangan Khairil dari sakunya. Disitulah Ayah Khairil percaya. Mereka menuntun keluarga Kharil menuju mesjid tersebut.

Awalnya Khairil tidak mengenali Ayahnya sendiri, lalu ayahnya memukulnya di punggung, dan Khairil tersadar. Khairil dibawa pulang, dan Gam Cut kabur. Tidak diketahui jejaknya hingga sekarang. Menurut polisi, bahkan jika dia tertangkap dan diproses pun, dia tidak dapat dihukum karena masalah keterbelakangan mentalnya.

Di jalan pulang, khairil terus-menerus mengulang-ngulang, “gak dikasi pulang... gak dikasi pulang...”.
Sesampainya di rumah, ibunya langsung memandikannya, dan membakar baju yang dia kenakan.
Alhamdulillah sekarang dia sudah baik-baik saja. Namun banyak kejadian selama dia menghilang yang tidak mampu diingatnya. Dia bahkan tidak ingat kejadian ketika temannya menyapanya di Lambaro.

Sudahlah, masalah hukuman untuk Gam Cut, biar saja Allah yang membalas. Kami yakin Allah Maha Adil. Dan hukum Allah jauh lebih adil.

Serahkan saja padaNya. Bagi kami, dia pulang dengan selamat tanpa kekurangan satu apapun saja sudah sayang bersyukur.